Dampak Ekonomi Casino Tradisional bagi Kota Wisata. Di akhir 2025, sejumlah kota wisata di Asia Tenggara yang membolehkan casino tradisional masih merasakan dampak ekonomi yang sangat signifikan dari keberadaan gedung-gedung judi tersebut. Casino bukan lagi sekadar tempat hiburan malam, tapi sudah menjadi mesin penggerak ekonomi lokal yang mampu menarik jutaan turis setiap tahun. Dari pajak yang melimpah hingga multiplier effect ke sektor lain, keberadaan casino darat memberikan kontribusi nyata—meskipun tidak selalu merata dan tanpa efek samping. INFO CASINO
Peningkatan Kunjungan Wisatawan dan Pendapatan Devisa: Dampak Ekonomi Casino Tradisional bagi Kota Wisata
Kota yang memiliki casino tradisional biasanya langsung melonjak jumlah wisatawan mancanegara, terutama dari negara-negara tetangga yang melarang judi. Turis ini tidak datang hanya untuk main kartu, tapi juga menginap lebih lama, belanja di mal, makan di restoran mewah, dan ikut tur kota. Rata-rata pengeluaran turis casino dua sampai tiga kali lebih besar dibanding wisatawan biasa. Akibatnya, devisa negara dari sektor pariwisata meningkat tajam, bahkan sering kali melebihi target tahunan pemerintah daerah hanya dari satu atau dua casino besar saja.
Penciptaan Lapangan Kerja dan Efek Berganda: Dampak Ekonomi Casino Tradisional bagi Kota Wisata
Satu casino besar bisa mempekerjakan ribuan orang secara langsung—mulai dari dealer, security, cleaning service, hingga manajer lantai. Belum lagi ribuan pekerjaan tidak langsung yang muncul: supir taksi yang mangkal 24 jam, pedagang suvenir, pelaku seni pertunjukan malam, sampai tukang parkir. Hotel-hotel di sekitar casino selalu penuh, restoran baru bermunculan, dan toko-toko mewah ikut kecipratan. Efek berganda ini membuat roda ekonomi kota berputar lebih kencang, terutama di musim liburan ketika okupansi casino mencapai 90% lebih.
Pemasukan Pajak dan Infrastruktur yang Lebih Baik
Pajak dari casino tradisional biasanya menjadi sumber pendapatan terbesar kedua setelah pajak hotel di kota wisata tersebut. Dana ini sering dialokasikan untuk membangun jalan baru, mempercantik kawasan pejalan kaki, sampai membiayai transportasi umum gratis bagi turis. Beberapa kota bahkan berhasil membangun convention center megah atau taman kota baru hanya dari retribusi casino. Hasilnya, wajah kota jadi lebih modern dan ramah wisatawan, yang pada akhirnya menarik lebih banyak lagi pengunjung—menciptakan lingkaran positif bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Kesimpulan
Casino tradisional tetap menjadi katalisator ekonomi yang kuat bagi kota wisata di kawasan ini. Mereka membawa turis berkantong tebal, menciptakan ribuan lapangan kerja, dan menyumbang pajak yang langsung terasa pada infrastruktur serta kesejahteraan masyarakat lokal. Namun di balik angka-angka mengkilap itu, distribusi keuntungan sering tidak merata—banyak pekerja kasual yang gajinya kecil, sementara keuntungan besar mengalir ke pemilik modal. Yang jelas, selama dikelola dengan regulasi ketat dan transparan, casino darat masih akan jadi andalan banyak kota wisata untuk menjaga mesin ekonominya tetap hidup dan berdenyut kencang di tahun-tahun mendatang.